Rabu, 23 Mei 2012

SEBUTIR PASIR YANG TERLUPAKAN

Tidurlah.......Bisik sunyi coba menggoda sepasang mata tepat seperdua malam

Jamuan minum secangkir kopi sebagian tercecer dikaki gelasku..
Begitu cepat kabarnya sampai ditelinga sang raja semut, lantas menitahkan ratusan prajuritnya tuk memamfaatkan peluang menyerbu kaki gelas.
Ah dia cuma berupaya menghindari kaumnya ''cegah hati pada jemariku saat melirik sapu disudut kamar".

Selamat menikmati!
Demikian hatiku berucap tuk kemudian tertarik melihat pasukan itu "semut".

Gerutu hati pada rasa kantuk perlahan raib dan mulai fokus pada penekatan makhluk kecil ini

kulirik lagi gelas itu..
Heiii serakah!!! " seolah mengerti bahasa semut"...yang mulai memanjat tembok-tembok kaca.
Tetes-tetes kopi itu sudah kuikhlaskan untuk kamu dan rajamu, biarkan aku mengambil bagianku..
lantas kutengguk saja yang tersisa dalam gelas itu
rasa pahit, bercampur sedikit  ampas menggelitik kerongkongan..
Bias fajar mulai mengusik pekat malam,mengisyaratkan kedatangan pagi sesaat lagi.
kembali pandangku menyusuri meja kecil disudut kamar.
Heiii bibir gelas menjelma Tarantula, gelas berselimut tubuh-tubuh kecil...
Koloni semut hitam telah menguasai kolom kaca.

Ternyata bala tentara memperkuat barisannya melewati jalur istana dipan.
Lagi-lagi pasir muram,saat pintu jendela mulai kutarik.
Bagaimana tidak, seaat lagi ampas kopi membedakinya "seperti kebiasaanya "......

lihat aku!!!seolah menyeru untuk segera memberinya perhatian.Tak sebatang rumput pun tumbuh dibawah jendela itu.
Pasir yang mulanya kecoklat-cokelatan tlah berganti wajah menjadi hitam abu-abu, dan kotor oleh puntung-puntung rokok yang berserakan.
setiaku pada pijakanmu untuk memudahkan engkau saata melangkah agar tak terjatu, menuntunmu jejaki dunia hingga perteemuanmu dengan sang cita-cita..

Sampai akhirnya aku menyembunyikan jasadmu, menjaganya agar tak tercium kebusukan dari tubuh matimu.
Tidakkah kau ingin berbagi denganku seperti keintimanmu terhadap semut itu....???

Seringkau membawaku masuk  dalam rumah megahmu itu lalu kemudian keesokan harinya  kau mengusirku dengan ujung sapu agar aku tidak mengotori ruanganmu..
Aku sadar, aku tak pantas berada disana karena tempatku adalah tempat dimana kau bisa meludahiku, dan menyemprotkan urinmu dengan buru-buru agar tak terlihat.

Tapi bukan ini yang kau tahu,cukuplah kau merawat dirumah sendiri...Toh aku pun hanyalah bagian dari fasilitasmu.... kau bahkan tak cukup mengenalmu lebih dari seekor semut.....

" Ya Tuhan ampunilah aku " sentakku seraya mengusap kedua mataku
Ternyata aku baru  saja tertidur dan sempat bermimpi.
Mataku tertuju pada jendela kamar yang terbuka...
Apakah aku yang membukanya?? gumamku dalam hati...saat kuhampiri ternyata seekor kucing membuang kotorannya tepat dibawah jendela kamarku.

Sebuah pesan telah disampaikan sebutir dari mimpiku....
Untuk selanjutnya harus kujaga agar ia pun menjagaku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar